Total Tayangan Halaman

Rabu, 05 Juni 2013

TEMU TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI BERAS

Untuk membangun persamaan persepsi dan meningkatkan koordinasi, sinergitas program dan kegiatan antara dinas teknis pertanian dan lembaga penyuluhan pada tingkat kabupaten dalam rangka mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), maka Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKP2) Propinsi NTT menggelar kegiatan Temu Teknis Penyuluhan Pertanian yang bertempat di aula Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP3) Lembata di Lewoleba, hari Senin 03 Juni 2013. Kegiatan yang menghadirkan peserta dari Mantri Tani, Pengamat Hama, Pokjanal Kabupaten, Pengawas Benih dan perwakilan dari kelompok tani se Kabupaten Lembata tersebut dilaksanakan selama dua hari, juga bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antara unsur terkait di tingkat Kecamatan dan desa. 
Bupati Lembata dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan Sekda Kab. Lembata, Drs. Nico Padji Liaran mengatakan, untuk membangun ketahanan pangan khususnya peningkatan produksi beras merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pangan yang  bergizi dan seimbang bagi masyarakat. Dalam rangka mendukung ketahanan pangan ini, lanjutnya Liarian, maka  momentum kegiatan ini merupakan saat yang strategis untuk bersama-sama memantapkan upaya peningkatan ketahanan pangan nasional.

Dikatakan, sebagai bangsa yang besar, Indonesia sudah seharusnya secara mandiri dapat mencukupi pangan sebagai kunci ketahanan pangan nasional. “Komitmen pemerintah dalam membangun ketahanan pangan nasional diwujudkan melalui peningkatan produksi beras 10 juta ton pada tahun 2014. Sasaran ini perlu diupayakan dalam rangka memantapkan ketersediaan beras yang bersumber dari produksi dalam negeri.”jelas Liaran
Menurutnya, gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional merupakan upaya yang terkoordinasi untuk membangun pertanian yang tangguh dengan memasyarakatkan teknologi dan inovasi baru melalui upaya Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu. Untuk mencapai maksud ini, demikian Liarian menambahkan,  maka upaya yang ditempuh adalah melalui pendekatan agribisnis dan pedesaan terpadu dan berkelanjutan dengan berbasis sumber daya pertanian. Disamping itu kelembagaan pedesaan juga harus terus dibina, baik bagi penyuluh pertanian, perkreditan, pemasok sarana produksi serta pengolahan dan pemasaran hasil maupun yang berfungsi sebagai penerima yaitu kelompok pertanian dan koperasi.
“Kabupaten Lembata mempunyai wilayah agro-ekosistem yang menghasilkan berbagai jenis pangan, khususnya beras yang dikonsumsi masyarakat. Hal ini berarti bahwa setiap wilayah di daerah ini memiliki potensi untuk mengembangkan produksi beras. Untuk itu perlu terus dilakukan upaya peningkatan produksi, melalui upaya perbaikan infrastruktur pertanian, pengembangkan kelembagaan pertanian, revitalisasi penyuluhan, peningkatan pembiayaan pertanian dan pemasaran hasil pertanian.”tuturnya
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan BKP2 NTT, Nixon M. Balukh, SP, M.Si, Kepala BKP3 Lembata, Ir. Sipri Meru, Kadis Pertanian dan Kehutanan, Felix Bediona. 
Nico Padji juga menghimbau agar para peserta secara sungguh-sungguh memanfaatkan momentum Temu Teknis tersebut sebagai wahana untuk menemukan berbagai akar permasalahan yang selama ini menjadi penghambat peningkatan produksi beras di Kabupaten Lembata. “Melalui Kegiatan Temu Teknis ini juga kiranya saudara-saudara dapat merumuskan rekomendasi dan solusi yang tepat berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan mempertimbangkan kondisi lahan, iklim dan curah hujan yang ada di daerah ini.”harap Liaran. ~ (Dami Dudeng/Pino - Humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar